HKBP Yogyakarta,
Khotbah Minggu Misericordias Domini, 18 April 2021
Marilah Hidup Dalam Kasih Setia TUHAN
(Mazmur 106:1-5)
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Saya hendak menyapa segenap pembaca dan sahabat di mana pun berada, khususnya warga dan majelis jemaat di lingkungan HKBP Resort Jogja. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah kiranya menyertai kita di mana pun berada pada masa sulit dan kerinduan akan pemulihan bagi kita di dunia yang menderita ini, termasuk pemulihan atas bangsa kita dalam menghadapi dan mengatasi dampak covid-19.
Saudara-saudari, nas khotbah/renungan kali ini diacu dari Kitab Mazmur 106 yang antara lain bicara mengenai ‘kasih setia Allah yang hadir di tengah ketegaran hati umat-Nya’. Mengagumkan sekaligus mengherankan bahwa dalam pasal 106 ini, pemazmur mengawali dan mengakhiri narasinya dengan ungkapan: Haleluya. Kemudian dalam bagian awal, pemazmur mengajak umat supaya “Bersyukurlah kepada TUHAN, sebab Ia baik! Bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya” (Mzm. 106:1). Kenapa mengagumkan sekaligus mengherankan? Karena bila dikaji terkait mazmur pasal 106 ini, bahwasanya kasih setia dri TUHAN menaungi kisah pemberontakan dan kemurtadan yang berulang-kali dari umat-Nya, Israel. Melaluinya, pemazmur mengakui dosa-dosa dan ketidak-setiaan mereka dan kemudian berdoa memohon kiranya Allah bermurah-hati menyatakan kasih-setia-Nya bagi umat yang bertobat kembali dengan merindukan keselamatan dan berkat baru.
Saudara-saudari, Alkitab menegaskan bahwa kendati “... semua manusia telah berdosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah” (Rm. 3:23), tetapi Allah adalah ‘Allah kasih setia’ atau ‘Allah kasih-karunia’ (Ibrani: hèsèd; Yunani: kharis; Latin: gratia; Batak: asi ni roha) dan ‘sumber rahmat yang yang tak habis-habisnya’ yang ditujukan-Nya kepada umat dan makhluk ciptaan-Nya. Kasih-setia atau kasih-karunia tersebut kini boleh diterima oleh umat manusia secara gratis dengan mengandalkan iman dan rahmat/kasih-karunia di dalam Yesus Kristus, terpisah dari tuntutan Hukum (Taurat) Tuhan. Dan inilah yang menjadi ‘Kabar Gembira’ (Evangelium) yang kemudian dilantangkan dengan sangat nyaring oleh rasul Paulus.
Saudara-saudari, secara Liturgi Gerejawi, minggu ini diberi nama: Misericordias Domini yang artinya: ‘Allah memiliki hati yang peka terhadap penderitaan’. Bahkan Allah memiliki hati yang tergerak oleh belas-kasih (having compassion) terhadap umat-Nya yang lemah, berdosa, dan tak berdaya. Karena itulah, Allah kemudian menyatakan puncak belas-kasihNya secara nyata melalui peristiwa Yesus Kristus yang telah menyatakan solidaritas-Nya melalui sengsara, wafat, dan kebangkitan-Nya. Alkitab berulang-kali mengungkap bahwa belas-kasih dan kemurahan hati adalah sifat khas Allah yang tak tertahankan-Nya (Kel. 33:19; Luk. 1:50+54; Mat. 9:36; 14:14; Mrk. 6:34; 15:32; Mrk. 8:2; Rm 9:15-16ff; 8:32; 11:32; 1 Ptr 1:3). Karena itulah Yesus bersabda: “… hendaklah kamu murah hati sama seperti Bapa-Ku yang di sorga adalah murah hati!” (Luk. 6:36; bnd. Mzm. 112:5; Mika 6:8; Mat. 9:13). Dan marilah kita secara baru untuk bersyukur kepada TUHAN, sebab Ia baik; bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Karena itu, sebagai orang beriman yang telah mendapat kasih-setia dan kemurahan hati dari TUHAN, marilah ‘tinggal di jalan syukur kepada TUHAN dan bukan lagi di jalan sungut-sungut dan pemberontakan rohani’. Salam. *AAZS* hkbpjogja.org