HKBP Yogyakarta,
Renungan Minggu Adven II, 6 Desember 2020
‘... Keadilan dan Damai Bercium-ciuman ...’
(Mazmur 85:9-14)
Saudara-saudari, para pembaca dan pemerhati, yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah menyertai kita pada masa pencobaan yang menyulitkan di masa pandemi covid ini. Kita memohon kiranya TUHAN memberi kita kekuatan, ketahanan, dan hikmat baru untuk menghadapi serta mengatasi wabah virus corona. TUHAN juga memampukan kita untuk melawan “virus dosa, ketidak-adilan, dan ketidak-pedulian”.
Kini kita sedang memasuki rangkaian 4 Minggu Adven untuk menandai Awal Tahun Liturgi Gereja yang mengajak kita orang beriman bersama umat supaya bertobat dan mempersiapkan hati menyongsong kedatangan Tuhan Yesus. Ada tiga bentuk kedatangan Yesus, yakni: (1) Kedatangan-Nya dalam waktu lampau (in the past) yang dinubuatkan oleh para nabi dan digenapi melalui kelahiran-Nya di Betlehem, pelayanan, kematian, dan kebangkitan-Nya; (2) Kedatangan-Nya dalam waktu sekarang (in the present) melalui pemberitaan Firman dan pelayanan Sakramen Perjamuan Kudus; dan (3) Kedatangan-Nya dalam waktu yang akan datang (in the future) yaitu pada akhir segenap waktu dan zaman. Pusat ibadah dan perayaan Adven adalah Yesus Kristus. Alkitab menginfokan bahwa orang beriman dan segenap makhluk sama-sama merindukan kedatangan-Nya (Roma 8:19-23).
Saudara-saudari, nas khotbah/renungan pada Minggu Adven ke-2 ini dihubungkan dengan Mazmur pasal 85 yang berisi permohonan umat Tuhan dalam Perjanjian Lama (dan juga permohonan kita orang beriman masa kini) supaya Tuhan berbelas-kasih dan memulihkan umat-Nya. Dengan membaca pasal 85 ini, sepertinya Allah kembali menghukum umat karena menyeleweng lagi; namun umat kemudian kembali memohon ampun kepada Allah yang hati-Nya tersakiti (Mzm. 85:2-8). Rangkaian perikop ini hendak mengingatkan agar umat jangan lagi kembali kepada ‘kebodohannya’ ibarat anjing yang kembali ke muntahannya. Kehidupan umat-Nya dan orang beriman memang sering tergoda jatuh-bangun di dalam dosa. Karena itu proses pengudusan menjadi penting untuk kita lewati dengan mengandalkan pertolongan dari Roh Kudus. Karena itulah, umat berharap dan meyakini bahwa Allah akan memberi keselamatan kepada orang-orang yang takut akan Dia serta menjawab doa dan pengharapan orang beriman karena Dia akan menghadirkan belas-kasih dan setia-Nya serta ‘keadilan dan syalom’, seturut cara-Nya. Inilah yang ditegaskan melalui pengakuan iman pemazmur: “... Sesungguhnya keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang yang takut akan Dia. Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan menjenguk dari langit ...” (Mzm. 85:10-14). Dan jika demikian halnya, itu pertanda Allah kembali menyertai dan memulihkan umat-Nya.
Saudara-saudari, ‘di masa suci dan bersih-bersih hati’ selama 4 (empat) Minggu Adven dengan altar gereja berwarna ungu (purple) yang disertai 4 (empat) lilin sebagai simbol siaga umat dalam rangka menyongsong ‘kedatangan Yesus, Sang RAJA’, marilah kita bertobat dan berpulih dengan membarui hati, dan tidak kembali pada “kebodohan”. Marilah menyalakan ‘pelita hati’ dan ‘lilin kehidupan’ yakni: (1) pengharapan (hope); (2) cinta-kasih (love); (3) suka-cita (joy); dan (4) damai sejahtera (peace). Agar kelak ’lilin-lilin kehidupan’ kita disempurnakan oleh Yesus sebagai Terang Dunia dan Surya Kebenaran (Yoh. 8:12; Mal. 4:2). Bagi orang-orang beriman, saat penantian akan kedatangan Yesus kedua kali, bukan lagi hal yang menakutkan, melainkan menjadi masa kasih karunia (grace time). Dan sembari menanti kedatangan-Nya di masa dan setelah pandemi ini, mari terus jaga keseimbangan tubuh dan jiwa disertai doa, iman, pengharapan, dan cinta - sebab keselamatan dari TUHAN sudah mendekat yang mengusung belas-kasih dan setia, bahkan keadilan dan damai sejahtera akan bercium-ciuman. Salam Adven. *AAZS*