HKBP Yogyakarta,
Suatu Khotbah/Renungan Khusus - HUT ke-75 HKBP Yogyakarta
(7 April 1946 – 7 April 2021)
Dies Natalis ke-75 HKBP Jogja
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. S’lamat Paskah untuk kita semua. Pada tanggal 7 April yang bersejarah hari ini - kendati masih dalam masa adaptasi kebiasaan baru gegara dampak pandemi virus corona (covid-19) - saya hendak menyapa para saksi sejarah di lingkungan HKBP Yogyakarta; dan juga segenap Majelis dan Warga Jemaat, Parompuan/Ama/Lansia (Ibu/Bapak), Naposobulung, Mahasiswa, Pelajar/Remaja, Anak-anak Sekolah Minggu serta para pemerhati, pecinta, dan alumni HKBP Yogyakarta di mana pun berada. Kiranya kita semua dalam penyertaan dan pertolongan dari TUHAN. Hari ini kita memeringati, menyukuri, dan merayakan Hari Ulang Tahun atau Dies Natalis ke-75 Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Yogyakarta (7 April 1946 --- 7 April 2021). Tata Gereja HKBP (Aturan dan Peraturan HKBP) Tahun 2002 mencatat bahwa Hari Ulang Tahun Huria adalah salah satu dari Hari Perayaan Khusus Gerejawi yang mesti disyukuri/dirayakan. Karena itu, di era adaptasi kebiasaan baru gegara dampak pandemi covid-19 ini, secara ragawi atau melalui ruang digital/virtual, saya mengajak kita semua dan juga para pemerhati/pecinta dan alumni HKBP Yogyakarta – untuk bersyukur kepada TUHAN atas hari yang bersejarah yang TUHAN karuniakan ini, tanggal 7 April 2021. Proficiat (S’lamat) untuk HKBP Jogja.
Saudara-saudari, mengapa 7 April? Sejarah mencatat bahwa tanggal 7 April 1946 diselenggarakan Ibadah Minggu yang pertama dalam persekutuan HKBP Yogyakarta yang kemudian diyakini dan ditetapkan sebagai Hari Berdiri atau Hari Jadi (Dies Natalis) HKBP Yogyakarta. Ibadah Minggu pertama tersebut dipimpin oleh Bapak J. A. Lumbantobing, dihadiri oleh 8 keluarga, bertempat di rumah keluarga W. Hutabarat, Jl. Pakuningratan nomor 6, Jogjakarta. Kita bersyukur kepada TUHAN bahwa HKBP Yogyakarta - dalam proses jerih dan juang - telah mengalami kemajuan dalam persekutuan, kesaksian, dan pelayanannya, termasuk dalam perkembangan kwantitas (jumlah) dan kwalitas (mutu/talenta) warga jemaat (termasuk konteks pelayanan untuk Naposobulung/Mahasiswa) serta perkembangan aset Huria yang kita harapkan terus berkembang.
Gedung Gereja HKBP Yogyakarta yang sekarang, awalnya adalah Gereja Gereformeerd milik Belanda di Jogja, dibangun tahun 1923, dengan Kas/Resort di Semarang. Pada 1956 Gedung Gereja tersebut ‘dioperkan’ (dialihkan) kepada HKBP Yogyakarta sebagaimana tercatat dalam PIAGAM penyerahan tahun 1956. Semua proses itu terjadi karena belas-kasih TUHAN saja. “Kami Vereniging De Kerkelijke Kas di Semarang mengutjap sjukur kepada Tuhan Jang Mahakuasa, bahwa kami pada hari ini, tanggal 8 April 1956, dapat mengoperkan gedung Geredja di Batanawarsa 22 Jogjakarta kepada HKBP di Jogjakarta, untuk terus dipakai sebagai tempat memudji nama TUHAN sesuai dengan dasar dan pedoman kami mendirikan gedung geredja ini”, demikian penggalan bunyi isi PIAGAM bermeterai Rp3 (tiga rupiah), ditanda-tangani oleh Dr. J. van der Linden. Pada waktu yang sama, 8 April 1956, HKBP Yogyakarta turut menyerahkan uang sejumlah Rp200.000 (dua ratus ribu rupiah) sebagai semacam ‘ganti untung’. Adapun gedung gereja yang dioperkan (dialihkan) tersebut yaitu Gedung Gereja HKBP Yogyakarta yang sekarang, luas bangunan 1.195 m2, berada di lokasi yang sama, yang berganti nama alamat: Jl. I Dewa Nyoman Oka 22 – Kotabaru – Yogyakarta. Oleh belas-kasih TUHAN, maka HKBP Yogyakarta kemudian memperoleh Sertipikat Hak Milik (SHM) nomor 36/Ktb, seluas 2605m2 tertanggal 4 Februari 1997 untuk kavling Gereja nomor 22, yang dikeluarkan oleh Badan Pertanahan Nasional (BPN). HKBP Yogyakarta telah merayakann Jubileum 50 dan 70 tahun.
Saudara-saudari, Gedung Gereja HKBP Yogyakarta diompoi (ditahbiskan) secara Liturgi HKBP dalam Ibadah Minggu tanggal 1 Oktober 2017 oleh Ompui Ephorus HKBP, Pendeta Dr. Darwin Lumbantobing. Tujuh bulan setelah kunjungan Ompui Ephorus, HKBP Yogyakarta kemudian memperoleh SHM nomor 00126 seluas 1574m2 tertanggal 4 Juli 2018 untuk kavling nomor 20. Sehingga total luas lahan komplek HKBP Yogyakarta kini adalah 4.179m2. Sekadar info, gedung Gereja HKBP Yogyakarta telah ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya sesuai SK Gubernur D.I.Y., nomor 237/KEP/2017, tgl 21 Nop 2017.
Saudara-saudari, dalam rangka peringatan dan syukuran atas Hari Jadi (Dies Natalis) ke-75 HKBP Yogyakarta, marilah kita segenap majelis dan warga jemaat serta para pemerhati dan alumni HKBP Yogyakarta untuk bersyukur secara baru kepada Allah Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Dengan meneladani nabi Samuel yang berkata: Eben-Haezer dengan mendaku: ‘Sampai di sini TUHAN menolong kita’ (1 Samuel 7:12), maka marilah kita juga di hari yang bersejarah ini untuk: (a) Menoleh sesaat terkait perjalanan HKBP Jogja 75 tahun silam; (b) Menatap jauh ke masa depan seturut visi Alkitab; (c) Menengadah ke sorga untuk bersyukur atas anugerah penyertaan TUHAN sembari memohon hikmat dan kekuatan; dan (d) Berkarya nyata dengan melanjutkan bahkan menunaikan tri-tugas panggilan gerejawi dengan kewaspadaan untuk terus bersekutu, bersaksi, dan melayani, semampu dan sekuat kita dalam konteks Jogja, Indonesia, dan dunia ini, supaya HKBP semakin menjadi berkat bagi dunia. Dengan mengingat jargon Martin Luther yang berkata: Ecclesia Reformata Semper Reformanda Est, maka sebagai Gereja Reformasi, kiranya HKBP Yogyakarta senantiasa mau mereformasi diri dengan Firman TUHAN sebagai sumber reformasi bahkan transformasi.
TUHAN telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita’! (Mzm. 126:3). Inilah hari yang dijadikan TUHAN, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya! Ya TUHAN, berilah kiranya keselamatan! Ya TUHAN, berilah kiranya kemujuran bahkan kesembuhan bagi kami, bagi Gereja dan bangsa Indonesia dari ancaman pandemi Covid-19 dan dari berbagai mara-bahaya! (Mzm 118:24-26; Mzm. 91:5-11). Salam Dies Natalis untuk HKBP Jogja. TUHAN memberkati dan melindungi.*** (Ditulis oleh: Pdt AAZ Sihite). web: hkbpjogja.org