HKBP Yogyakarta,
Renungan Minggu Reminiscere, 28 Februari 2021
Allah Memperhitungkan Iman Orang Percaya
(Roma 4:13-25)
Saudara-saudari yang dikasihi oleh Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah kiranya menyertai kita di mana pun berada. Kita memohon semoga Allah berkenan memberi kita kekuatan, ketahanan, kesabaran, dan hikmat baru untuk menghadapi dan mengatasi aneka penderitaan, termasuk wabah virus corona yang masih melanda Indonesia dan dunia. Kita percaya dan berharap kiranya TUHAN memampukan dan mencerdaskan para hamba-Nya yang bekerja di dunia medis untuk menemukan, menyediakan, dan melaksanakan vaksinasi terbaik, termurah, dan teraman bagi bangsa Indonesia untuk mengatasi dampak covid-19.
Saudara-saudari, ‘Minggu Reminiscere’ hendak mengajak kita supaya ‘melawan lupa’, tetapi ‘mengingat’! Mengingat apa? Mengingat rahmat dan kasih-setia TUHAN yang memang sudah ada sejak purbakala (Mzm. 25:6) yang disediakan bagi orang beriman. Itulah ‘reminiscere’, ‘mengingat’ kebaikan dan belas-kasih TUHAN untuk kita. Kalaupun ada istilah ‘lupa’, biarlah TUHAN me-lupa-kan dan tidak lagi mengingat dosa-dosa dan pelanggaran-pelanggaran kita, tetapi biarlah TUHAN mengingat kita seturut kasih setia-Nya dan karena kebaikan-Nya (Mzm. 25:7).
Saudara-saudari, nas khotbah/renungan ini diacu dari surat rasul Paulus ke jemaat Roma pasal 4 (selengkapnya pasal 4-5) yang isinya menegaskan bahwa kita dibenarkan karena iman kepada Allah dan bukan karena melakukan tuntutan Hukum Taurat. Kita ‘dibenarkan oleh iman’ kepada Allah (iustificatio sola fide). Dan Allah memperhitungkan iman orang percaya, sama seperti iman Abraham yang diperhitungkan oleh Allah sebagai suatu ‘pembenaran’ (‘iustificatio’). Surat Ibrani menegaskan bahwa karena iman, maka Abraham taat ketika ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya sembari menanti tanah air sorgawi. Karena iman, maka Abraham dan Sara beroleh kekuatan untuk menurunkan anak cucu, kendati usianya sudah lewat, karena ia menganggap Dia - yang memberi janji itu - setia. Karena iman, maka Abraham - tatkala ia dicobai - mempersembahkan Ishak, karena ia berpikir bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati (Ibr. 11:8-19).
Saudara-saudari, apa arti dan relevansi nas khotbah ini bagi kita warga jemaat masa kini? Salah satu yang menjadi problematika dan tantangan gerejawi di era (revolusi) teknologi digital masa kini adalah bahwa di kalangan Kristen sendiri mungkin semakin banyak warga yang meragukan kuasa dan kebenaran Firman Allah dan dengan demikian cenderung menjadi tidak beriman. Sabda TUHAN sebagaimana diberitakan melalui Injil Yesus Kristus mengajak kita hari ini supaya kita beriman kepada-Nya kendati di tengah keraguan dan ketidak-pastian dunia ini. Sebab Allah memperhitungkan iman orang yang percaya kepada-Nya. Kita beriman/percaya supaya kemudian kita mengerti akan kuasa dan kebenara Firman Alalah. Kita beriman kepada-Nya supaya kita dibernarkan di hadirat-Nya dan beroleh selamat karena Yesus Kristus, Sang Kebenaran. Dan hal ini menjadi salah satu bagian dari inti ajaran Lutheranisme/Protestantisme yang turut dianut oleh Gereja HKBP, yaitu: (1) Sola Fide atau pembenaran oleh iman saja kepada Allah (tidak oleh pekerjaan baik); (2) Sola Gratia atau pembenaran oleh anugerah Allah saja; (3) Sola Scriptura atau hanya Alkitab (dan bukan tradisi manusia) yang merupakan norma iman yang berwibawa (Roma 1:17; Ef. 2:8-9; Hab. 2:4; Ibrani 4:12; 2 Tim 3:16-17; Yes. 55:8-11; Yoh. 14:6; Konfesi HKBP 1996 pasal 2). Perbuatan baik dan tuntutan Hukum Taurat bagi orang beriman yang mendapat rahmat bukan lagi menjadi sarana memperoleh keselamatan, melainkan sebagai tuntunan merawat kekudusan orang-orang yang percaya karena belas-kasih TUHAN. Salam. *AAZS* hkbpjogja.org